Sabtu, 23 Maret 2013

Ini judulnya apa... berbagi saja.

malam ini aku putuskan untuk mengikuti di dalam,
aku merasa dengan didalam aku bisa lebih berkonsentrasi.
tapi sebelumnya aku minta izin dulu dengan temanku,

pas mulai, aku putuskan untuk masuk, ternyata benar perkiraanku, aku bisa lebih menangkap pesan yang disampaikan,
meskipun mungkin tidak maksimal, tapi semoga ada bekasnya.

...

Ujian-ujian bagi seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Yang pertama bisa jadi khusus untuk laki-laki, fitnah terbesar bagi laki-laki yaitu perempuan.
Pak ustadz (maaf apabila salah dalam penulisan) menjelaskan, bahwa pernyataan ini bukan untuk merendahkan kaum hawa sedikitpun melainkan sebagai peringatan bagi saya dan kita kaum adam (red-laki") untuk bisa menjaga diri dari fitnah yang disebabkan oleh perempuan. Yakni salah satunya dengan menjaga pandangan.

Wanita diciptakan, sebagai penentram pasangannya masing-masing (suami), bukan malah membuat resah.

Rasanya ini saja yang akan saya sampaikan, maksudnya yang cobaan pertama saja, tapi ini bukan hanya untuk kaum pria saja, melainkan wanita pun demikian.

Mengingat diri ini yang masih diusia remaja, memang sangat terasakan sekali bahwa lawan jenis merupakan ujian terberat. Jika dibandingkan dengan ujian yang lain diantaranya : anak, dan harta kekayaan duniawi. Aku belum memiliki tanggung jawab untuk keduanya, jikapun ada, mungkin tidak sebesar ujian yang disebabkan oleh wanita.

Untuk harta, aku belum memiliki kewajiban untuk mencarikan nafkah, bahkan aku belum bisa mencari uang sendiri, bisanya menghabiskan uang. Harta merupakan titipannya, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan dengan harta yang kita miliki.

Untuk anak, aku masih harus memperbaiki diriku sebelum bisa memperbaiki anakku nanti !, InsyaAllah.

Orang Tua kita, sangat menyayangi kita, tapi mungkin kita belum sadar bahwa mereka bahkan rela membiarkan anaknya senang (meskipun hanya didunia), sampai-sampai Mereka lupa bahwa kesenangan yang dialami anak-anaknya itu hanya sementara. Orang tua kita sangat berharap anaknya bahagia, sampai-sampai Mereka tidak sampai hati melarang-larang tingkah laku anak-anaknya yang 'maaf' kadang kurang ajar.

Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, melainkan ada orang lain didekat kita yang sangat butuh kebaikan kita. Setidaknya dengan kita menjadi anak yang sholeh, yang bisa mendo'akan kedua orang tua. InsyaAllah kita menjadi anak yang bisa membahagiakan orang tua di dunia dan akhirat kelak, :).

Cukup sekian, terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar

ayo komentar !!!

terimakasih telah memberi masukan yang membangun untuk saya...