Sabtu, 05 Desember 2015

Pengalaman pribadi tentang Seminar di STMIK Amikom

Pertama-tama, kenapa saya mengikuti seminar ini adalah karena penasaran, tertarik juga dengan narasumber yang dihadirkan dan tema yang diangkat pada seminar tersebut. Ditambah lagi acara dilaksanakan di STMIK Amikom yang saya sendiri penasaran dengan suasana disana dan siapa tahu bisa dapat teman mahasiswa dari sana.

Seminar dengan tema "Internet of Things, Smart City For Better Future" tadi pagi, Sabtu 5 Desember 2015 pukul 08:30 - 15:30 sudah terlaksana dengan lancar alhamdulillah. Panitia sudah menunggu di pintu depan ruang seminar, menyambut peserta yang hadir. Saya sendiri tiba agak telat sedikit. Acara cukup seru dengan pembawa acara yang keren, saya sendiri duduk paling depan dari awal sampai rangkaian acara selesai.

Seperti acara-acara seminar pada umumnya (menurut saya), selalu ada doorprize atau hadiah hiburan yang diberikan kepada peserta seminar yang aktif atau memang pembawa acaranya yang iseng saja memberikan. Saya sendiri termasuk kurang aktif saat seminar ini, karena mungkin mental belum kuat (berhubung saya juga tidak ada teman disini).

Acara Seminar diisi oleh 3 narasumber yang keren-keren. Pertama oleh Bapak Ir. Michael S. Sunggiardi, dan berikut adalah hasil catatan saya dari materi yang disampaikan oleh beliau :
Beliau memberikan pembukaan tentang inti dari apa yang akan beliau sampaikan, diantaranya bagaimana tren teknologi saat ini, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai IoT (Internet of Things) sendiri. IoT adalah teknologi yang sudah ada saat ini namun namun mempunyai manfaat yang baru. IoT : Memanfaatkan semua perangkat elektronik yang ada dengan dihubungkan ke internet. Dengan dihubungkannya peralatan-peralatan elektronik ke internet diharapkan dapat membantu pengguna untuk bisa mempermudah pekerjaan.

Materi kedua disampaikan oleh CEO Gamatechno, Bapak M. Aditya Arief Nugraha. Berikut adalah sedikit catatan dari saya :
Diawali dari beliau memaparkan tentang bagaimana kondisi masyakarat saat ini, bagaimana kondisi masyarakat kedepannya. Beliau menjelaskan tentang teknologi dapat digunakan untuk menjadikan bagaimana masyarakat yang tinggal di kota bisa nyaman (dalam konteks Smart City). Tentu saja karena penduduk suatu kota akan terus bertambah yang jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai permasalahan yang sudah sering terjadi saat ini. Teknologi dapat difungsikan sebagai alat bantu menyelesaikan permasalahan atau problem yang dihadapi. Begitu juga teknologi dapat dimanfaatkan untuk daerah terpencil yang bisa jadi sulit untuk mendatangkan Guru, misalnya dengan menggunakan teknologi yang bisa menerapkan bagaimana belajar dapat dilakukan dari jarak jauh. Menjadikan tempat dimana tinggal menjadi nyaman adalah urusan semua orang, termasuk juga kita.

Beliau juga menyinggung mengenai Nebengers atau car sharing (maaf saya sendiri kurang tahu mengenai hal ini), yang mana dengan cara tersebut kita bisa menghemat ruang jalan raya karena bisa berbagi kendaraan jika kita sedang satu jalur tujuan dengan orang lain.

Materi terakhir disampaikan oleh Bapak Antonius Sasongko (Pak Koko), beliau merupakan founder dari Kampung Cyber, Yogyakarta.
Berikut catatan dari materi yang disampaikan oleh beliau :
Dimulai ditahun 2008, diawali dengan sedikit PC yang digunakan kemudian Kampung Cyber terus berkembang karena kesadaran dari masyarakatnya sendiri. Koneksi utama di kampung Cyber menggunakan media kabel, karena jarak antar rumah hanya dibatasi gang kecil yang memudahkan pemasangan kabel antar rumah. Dengan adanya internet di kampung Cyber, masyarakan kampung Cyber diharapkan semakin maju dan berkembang. Seperti misalnya Penjual batik di kampung tersebut, yang tadinya hanya menjual dilingkup terbatas dengan adanya internet dan paham akan penggunaannya penjualan dapat lebih luas dan lebih mendatangkan keuntungan.
Kampung Cyber juga bisa menghemat penggunaan kertas karena setiap undangan ataupun notulensi ditulis di group Facebook atau via internet (paperless). Warga jauh lebih hemat dalam hal update informasi, karena hanya dengan Rp 45.000,- per bulan sudah dapat menikmati internet dengan berbagai keuntungan yang bisa didapatkan selain mengakses informasi. Pesan beliau adalah jangan patah semangat, setiap usaha pasti ada jalannya.

Acara diakhiri dengan foto-foto bersama narasumber, tapi sayangnya Pak M. Aditya Arief Nugraha sudah terlebih dahulu meninggalkan ruang seminar, jadi hanya dengan Pak Michael dan Pak Koko sebagai narasumbernya yang bisa foto bareng peserta.

Oh iya, selama rangkaian seminar tersebut saya sempat berbicara dengan teman-teman mahasiswa dari STMIK Amikom, tapi maaf saya agak lupa namanya, yang satu dari Riau, saat ini mengambil S1 setelah sebelumnya lulus D3 di kampus yang sama, dan yang satunya dari daerang Jawa Tengah bagian paling barat (dekat dengan Jawa Barat). Senang bisa kenal kalian meski sebatas ngobrol sedikit.

Sempat juga bertemu teman seangkatan SMK dulu tapi tidak sekelas walaupun satu jurusan. Habib, teman sekelas dari teman saya Ari Setyawan. Sempet juga lihat teman seangkatan SMK yang jurusan Multimedia, putranya Pak Marsono Guru saya SMK dulu.

Kesan saya mengenai seminar tersebut adalah :
-Keren, menarik, pembawa acaranya baik (he, he, he).
-Bagus ada hiburannya juga (musik dari panitia dan mahasiswaa STMIK Amikom).
-Pak Michael sempet tanya-tanya nama saya dan semoga saja masih ingat terus :p.

Sebelumnya mohon maaf kalau ada kesalahan dalam hal isi maupun tata cara penulisan, juga mohon maaf karena saya tidak dapat menyampaikan materi-materi dari para narasumber dengan baik dan lengkap.

Demikian tadi pengalaman saya mengikuti seminar di STMIK Amikom Yogyakarta, semoga saja bermanfaat untuk para pembaca semuanya.

Terimakasih...

0 komentar:

Posting Komentar

ayo komentar !!!

terimakasih telah memberi masukan yang membangun untuk saya...